Kamis, November 26, 2009

MEJA PELAYANAN/LOCAL CONTROL PANEL

Meja Pelayanan/Local Control Panel

Dalam sistim persinyalan, yang telah diuraikan dalam posting sebelumnya, kita kenal istilah peralatan luar (Outdoor Equipment) dan peralatan dalam (Indoor Equipment). Salah satu peralatan dalam yang ditempatkan di Ruang PPka (Pemimpin Perjalanan Kereta api) adalah Meja Pelayanan.

Meja Pengendali Sinyal Mekanik

Fungsi peralatan Meja Pelayanan tersbut :

Meja pelayanan merupakan penghubung antara pengendali dengan peralatan persinyalan elektrik dalam melayani pembentukan rute kereta api dan rute langsir maupun memonitor indikasi sinyal-sinyal, trek-trek sirkit, pergerakan kereta api dan langsiran serta kedudukan wesel-wesel dalam wilayah kendali pengucilannya.

Untuk sistim sinyal mekanik, disebut Meja Mistar dan dilengkapi peralatan krek dan tuas hendel untuk menggerakan sinyal dan wesel sesuai dengan tujuan dan arah kereta api yang datang atau berangkat dari stasiun, sedangkan dalam sistim sinyal listrik disebut Local Control Panel (LCP).

Untuk uraian Meja Mistas dan peralatan lainnya dalam sistim sinyal mekanik, akan diuraikan dalam kesempatan lain. Mudah2an penulis diberi kesehatan dan rizki.


Meja Pelayanan Sistim sinyal Listrik jenis Mozaik Panel.

Postingan kali ini, akan diuraikan tentang Meja pelayanan atau istilah dalam International railway standard disebut Local Control Panel. Meja Pelayanan dalam sistim sinyal listrik terdiri dari dua jenis yaitu :
  1. Panel Pengendali ( Mozaik Panel )
  2. VDU ( Visual Display Unit )



Meja Pelayanan Sistim sinyal Listrik jenis VDU.


Persyaratan Utama Meja Pelayanan adalah :

  • Harus menggambarkan tata letak jalur kereta api, kedudukan dan keadaan peralatan sinyal yang terpasang di lintas dalam wilayah pengendaliannya. Wilayah pengendalian dalam stasiun mulai sinyal muka ke sinyal muka.
    Layout Wilayah Pengendalian Meja Pelayanan Dalam Sistim Sinyal Listrik
  • Harus dilengkapi dengan alarm untuk pendeteksi kegagalan ataupun gangguan fungsi peralatan.
  • Harus mempunyai ketahanan dari pengaruh induksi yang ada disekitarnya, baik induksi elektro magnetik maupun induksi lainnya.
  • Harus dilengkapi dengan tombol pelayanan, indikator dan pesawat pencatat ( counter ).
  • Semua tombol harus dilengkapi dengan sirkit pengamat, yang berfungsi apabila satu tombol atau lebih tertekan lebih dari 8 detik, maka alarm akan bekerja atau berbunyi dan pengucilan tidak dapat dilakukan. Hal ini merupakan sistim "fail safe" peralatan, sehingga terhindar dari kesalahan operasi pengendali.
  • Semua tombol mempunyai warna sesuai dengan peruntukannya.


Demikian uraian kali ini, mudah2an bisa di perbaharui dalam postingan berikutnya. 'JANGAN LUPA KITA JAGA DARI KESALAHAN OPERASI MEJA PENGENDALI" Kesalamatan perjalanan kereta api menjadi perhatian utama sebelum memfungsikan LCP!!!!.

Jumat, November 13, 2009

SEJARAH SISTEM KERETA REL LISTRIK DI INDONESIA

Alhamdulillah berkat doa pembaca blog ini, penulis bisa melanjutkan bercerita dan berbagi pengetahuan, khususnya sesuai dengan bidang pengetahuan yang penulis lakukan sejak 18 tahun yang lalu. Mudah2an ini bermanfaat bagi semua orang, mulai dari yang sedang Kuliah, Skripsi dan orang-orang yang berhubungan dengan KERETA API.


Transportasi dengan menggunakan kereta api di Indonesia memiliki sejarah panjang. Telah kita ketahui telah dimulai dari masa kekuasaan kolonial Belanda, yaitu masa Pemerintahan Gubernur jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet Van Den Beele di desa Kemijen tanggal 17 Juni 1864 yang dinamai " Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indishe Spoorweg Maatschappij-NV.NISM". Pembangunan Jalan Kereta Api antara Kemijen-Tanggung serta dilanjutkan pada tanggal 10 Februari 1870 dibangun Jalan Kereta Api antara Semarang-Surakarta sepanjang 110 Km.




Setelah itu pengembangan Jalan Kereta Api dilakukan di Aceh tahun 1874, Sumatra Utara 1886, Sumatra Barat tahun 1891, Sumatra Selatan tahun 1914 dan Sulawesi tahun 1922 antara Makasar-Takalar.



Setelah itu di tahun 1925/1926 dibangun sistem Kereta Listrik Pertama di Indonesia dengan sistem DC (Direct Current) 1500 Vdc di tiga lintasan yang meliputi :
  • Lintasan Jakarta Kota-Gambir-Manggarai-Jatinegera.
  • Lintasan Jakarta Kota-Kemayoran-Pasar Senin-Jatinegara.
  • Lintasan Jakarta Kota-Ancol-Tanjung Priok.

Sistem elektrifikasi/Catenary Line di tiga lintasan tersebut dicatu dari gardu traksi/Substation dari sistem konfigurasi Motor dengan Generator buatan General Elektric di dua lokasi yaitu di :
  • Jatinegara
  • Ancol
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan pengembangan transportasi Kereta Api Listri di wilayah JABOTABEK, akhirnya tahun 1929 dibangun Lintasan baru yaitu Manggarai-Depok dan Bogor dan dilakukan elektrifikasi dengan dibangunnya Gardu Traksi di Depok dan Kedungbadak dengan menggunakan telnologi air raksa buatan BBC sebagai Penyearah (Rectifier).




Setelah masa kolonial Belanda berakhir, di tahun 1977-1982 dilakukan penambahan dan penggantian teknologi pada gardu traksi dengan sistem penyearah Silicon Rectifier buatan Meidensha (Jepang). Lokasi Gardu Traksi yang dibangun dan dirubah sistem penyearahnya adalah :
  • Gardu Traksi Jatinegara
  • Gardu Traksi Ancol
  • Gardu Traksi Depok
  • Gardu Traksi kedungbadak
  • Gardu Traksi Gambir
  • Gardu Traksi Pasar Minggu
  • Gardu Traksi Bojong Gede.
Pengembangan sistem kereta listrik dilanjutkan di tahun 1983-1987, yaitu dengan dibangunnya Jalur Kereta Listrik baru yang melalui Manggarai-Tanah Abang-Duri- Jakarta Kota dengan dicatu dari gardu traksi dengan sistem teknologi Silicon Rectifier yang dibangun di :
  • Gardu Traksi Karet
  • Gardu Traksi Duri
  • Gardu Traksi Jakarta Kota


Dengan meningkatnya frekuensi KRL dan semakin pendeknya Headway, dilakukan pembangunan Jalan Layang Kereta Api antara Jakarta Kota-Gambir-Manggarai dengan dilengkapi sistem kereta listrik/catenary line di tahun 1991 dengan menambah gardu traksi baru yang menggunakan teknologi Silicon Rectifier dari Meidensha Jepang di lokasi :
  • Gardu Traksi Sawah Besar
  • Gardu Traksi Gondangdia
Di tahun yang sama juga dilakukan pengembangan frekeuensi KA ke arah Depok dari Manggarai , Jatinegara-Bekasi dan Tanah Abang-Serpong. Untuk itu dibangun gardu traksi dengan teknologi yang sama di :

Lintasan Manggarai - Bogor
  • Gardu Traksi Duren Kalibata
  • Gardu Traksi Tanjung Barat
  • Gardu Traksi Universitas Indonesia.
Sedangkan di Lintasan Jatinegara-Bekasi, teknologi yang digunakan GEC Alsthom (Perancis).
  • Gardu Traksi Jatinegara
  • Gardu Traksi Kranji.
Lintasan Tanah abang-Serpong dengan teknologi GEC Alsthom (Perancis)
  • Gardu Traksi Karet
  • Gardu Traksi Limo
  • Gardu Traksi Jurang Mangu
  • Gardu Traksi Serpong.
Lintasan Depok - Bogor yang dibangun tahun 1995-1996, dengan teknologi Siemens (Jerman) di lokasi :
  • Gardu Traksi Citayam
  • Gardu Traksi Cilebut
  • Gardu Traksi Kedung badak.
Lintasan Duri - Tanggerang yang dibangun tahun 1997, dengan teknologi Siemens (Jerman) di lokasi :
  • Gardu Traksi Duri
  • Gardu Traksi Grogol
  • Gardu Traksi Bojong Indah
  • Gardu Traksi Kalideres
  • Gardu Traksi Tangerang



Dalam kaitannya dengan Jaringan Kereta Listrik, sistem jaringan listrik aliran atas yang digunakan adalah sistem kawat kontak tunggal (Single Trolley) dan kawat kontak ganda (Double Trolley). Jaringan listrik aliran atas ini yang umum kita sebut Overhead Contact Wire digunakan sebagai kontak antara pantograph yang ada di atas gerbong rangkaian Kereta Listrik dengan catu daya yang di catu dari Gardu Traksi yang telah di rubah menjadi 1500 Vdc.

Dalam kesempatan lain akan diterangkan mengenai sistim kereta listrik dan bagaimana peralatan pendukung yang dibutuhkan mulai dari Sumber Daya Utama PLN dan Gardu Traksi yang telah di searahkan sehingga menggerakan motor traksi yang ada di Rangkaian Kereta Listrik.

sampai jumpa...............

Sabtu, November 07, 2009

PENGGERAK LIDAH WESEL (POINT MACHINE)

Untuk menggerakan lidah wesel sesuai dengan tujuan dan arah Kereta Api diperlukan peralatan penggerak, baik mekanik maupun listrik. Secara Umum penggerak wesel dapat dibedakan sesuai dengan fungsinya yaitu :
  • Penggerak wesel mekanik terlayan setempat tanpa penguncian dan pendeteksi kedudukan lidah wesel.
  • Penggerak wesel mekanik terlayan setempat dilengkapi dengan pengunci mekanik dan pendeteksi kedudukan normal lidah wesel
  • Penggerak wesel mekanik terlayan setempat dilengkapi dengan pengunci listrik dan pendeteksi kedudukan normal lidah wesel.
  • Penggerak wesel mekanik terlayan pusat dengan dilengkapi dengan pendeteksi kedudukan lidah wesel secara mekanik




  • Penggerak wesel dengan motor listrik terlayan setempat dilengkapi dengan pengunci listrik dan pendeteksi kedudukan normal lidah wesel.


  • Penggerak wesel dengan motor listrik dilengkapi dengan pendeteksi kedudukan lidah wesel.








Secara umum fungsi peralatan penggerak untuk menggerakkan lidah wesel yang dapat dilengkapi dengan fungsi mendeteksi dan mengunci kedudukan akhir lidah wesel secara akurat dengan syarat-syarat sebagai berikut :
  • Kelonggaran lidah wesel yang rapat terhadap rel lantaknya maksimum 3 mm.
  • Harus mempunyai alat pengunci kedudukan akhir lidah wesel
  • Harus mempunyai pendeteksi kedudukan akhir wesel dan dapat dimonitor di ruang Pengendali.
  • Penggerak wesel mekanik terlayan pusat dengan dilengkapi dengan pendeteksi kedudukan lidah wesel secara mekanik, selain persyaratan pada ayat (1) sampai (3) diatas, juga harus memenuhi persyaratan berikut :
  1. Mempunyai langkah gerakan pemindahan lidah wesel sesuai dengan profil rel dari wesel yang digerakkannya.
  2. Dilengkapi dengan alat petunjuk kedudukan akhir lidah wesel melalui tanda wesel.
  3. Penggerak wesel dengan motor listrik dilengkapi dengan pendeteksi kedudukan lidah wesel selain persyaratan diatas juga harus memenuhi persyaratan berikut :
  4. Mempunyai gaya penggerak yang mampu memindahkan posisi lidah wesel sampai kedudukan sempurna sesuai dengan jenis wesel dan ukuran rel.
  5. Motor wesel harus dapat digunakan untuk menggerakan lidah wesel baik dari sisi kiri maupun sisi kanan.
  6. Mempunyai kopling pegas gesek untuk menghindari terjadinya beban lebih pada motor ketika pergerakan lidah wesel terhambat, apabila tidak berhasil mencapai kedudukan akhir, motor wesel akan berhenti dan kembali ke kedudukan semula dalam 12 detik.
  7. Mempunyai pengunci kedudukan lidah wesel.Waktu pergerakan pembalikan Apabila terjadi gangguan wesel, maka wesel harus dapat dilayani secara manual setempat, menggunakan engkol dan yang secara otomatis memutus sirkit listrik ke motor wesel
  8. Apabila wesel terlanggar, tidak boleh terjadi kerusakan pada motor wesel.
  9. Motor wesel harus dapat bekerja dengan tegangan kerja
  10. Memiliki stang pendeteksi kedudukan lidah wesel yang terhubung dengan lidah wesel dan terkunci secara otomatis setelah lidah wesel pada kedudukan yang benar.
Bagaimana cara dan tempat pemasangan peralatan penggerak lidah wesel?. Pemasangannya sebagai berikut :
  • Penggerak wesel harus dipasang di luar batas ruang bebas jalan kereta api untuk keamanan dan untuk keperluan perawatan.
  • Roda wesel sedapat mungkin dipasang di sisi wesel pada arah lurus.
  • Tanda wesel yang dipasang bersama dengan roda wesel harus ditempatkan dekat dengan pemasangan roda wesel.
  • Tempat pemasangan motor wesel harus bebas dari genangan air untuk mencegah timbulnya gangguan terhadap motor wesel dimaksudkan.
  • Stang penggerak, stang pendeteksi dan plat landas kedudukan motor wesel harus di isolasi.
  • Pemasangan motor wesel harus ditambat dengan konstruksi yang kokoh.
  • Motor wesel dapat dilengkapi dengan pelindung terhadap

Selasa, November 03, 2009

JARINGAN KERETA API DI ACEH

Saat ini pemerintah melalui Departemen Perhubungan telah melakukan langkah -langkah pengembangan jalur KA di Jawa, Sumatra dan dikemudian hari di Kalimantan dan Pulau-pulau lainnya. Departemen Perhubungan melalui Direktorat Perkeretaapian dan SATKER ( Satuan Kerja ) berupaya mengimplementasikan Undang-Undang 23 untuk pengembangan Kereta Api di beberapa wilayah Daerah Operasi (DAOP) atau Divre. Salah satu contoh Jalur KA di Aceh, dengan anggaran APBN telah dibangun dan direnovasi beberapa jalur KA Eksisting maupun pengembangan jalur-jalur baru dengan lebar sepur (Track Gauge) 1435 mm bukan lagi seperti zaman Balanda 1067 mm. Kenapa dipilih 1435mm? Hal ini ada kaitannya dengan rencana Trans Asia yang menggunakan lebar sepur 1435mm, yang dimulai dari Vietnam. Secara operasi KA, lebih stabil dan kecepatan KA bisa lebih tinggi. Diharapkan Jalau KA akan saling berhubungan mulai dari Banda Aceh sampai dengan Lampung dan juga tidak menutup kemungkinan akan tersambung dengan jaringan KA di Jawa melalui Proyek Jembatan Terpadu Selat Sunda yang telah direncanakan oleh Pemrov Lampung dan Pemrov Banten melalui koordinasi Departemen Perhubungan.




Foto Wesel dengan Bantalan Beton ( Turnout with Concrete Sleeper) di Aceh




Jalan Rel dengan Lebar Sepur ( Track Gauge) 1435 mm dan Bantalan Beton

Senin, November 02, 2009

SISTEM SINYAL DI JARINGAN KERETA API (SIGNALING SYSTEM)

Dalam sistim persinyalan dibedakan dalam dua kategori penempatan peralatan, yang kita sebut dengan istilah peralatan dalam dan peralatan luar.



Secara defenisi peralatan persinyalan adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk memberikan isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya, yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian kereta api.


Peralatan luar adalah peralatan sinyal yang ditempatkan diluar ruangan operator.

Terdiri dari :

  1. Sinyal, Marka dan Tanda.
  2. Penggerak Wesel
  3. Alat pendeteksi bakal pelanting.
  4. Peralatan pengamanan perlintasan sebidang.


Peralatan dalam adalah peralatan sinyal yang ditempatkan didalam ruangan operator.

Terdiri dari :





Awal mulanya sistim persinyalan menggunakan sistim persinyalan mekanik, yang saat ini masih digunakan di beberapa negara. Dengan berkembangnya teknologi sistim persinyalan, maka sistim persinyalan mekanik telah beralih ke sistim persinyalan listrik. Apa yang dimaksud dengan sistim persinyalan mekanik ?. Sistim persinyalan mekanik adalah sistim persinyalan yang menggunakan media penggerak mekanik untuk setiap peralatan luar, sedangkan sistim persinyalan listrik menggunakan media penggerak listrik untuk setiap peralatan luar.

Minggu, November 01, 2009

LAYOUT JABOTABEK

image001

SISTIM JARINGAN KERETA API JABOTABEK

Kereta api sebagai salah satu moda transportasi yang ada saat ini di Indonesia, khususnya Jawa dan Sebagian Sumatra, merupakan sistem transportasi darat yang paling diharapkan mampu menyediakan kebutuhan Rapid Mass Transportation. Untuk jaringan kereta Api di Jabotabek merupakan sistem angkutan massal perkotaan, yang meliputi wilayah Bogor, Serpong, Tangerang dan Bekasi.
Pada kereta api Jabotabek, dengan sistem jaringan kereta api listriknya, berkembang pesat sebagai salah satu moda transportasi yang diandalkan masyarakat Jakarta khususnya dan masyarakat sekitar umumnya. Untuk itu sistem jaringan kereta api listriknya merupakan faktor teknis utama yang kesiapan dan keandalannya perlu dijaga secara terus menerus.
Sistem kelistrikan kereta api aliran atas / Overhead Contact Wire / Catenary meliputi :
  • Jaringan Overhead
  • Gardu Listrik
  • Sistem Kendali
Dengan semakin meningkatnya lalu lintas kereta, sistem kelistrikan aliran atas akan sangat terpengaruh khususnya pada pola pembebanan. Untuk itu diperlukan pemeliharaan yang sifatnya operasional maupun teknis yang matang dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.

Beberapa sistem yang telah diterapkan di sistem kelistrikan kereta api listrik Jabotabek adalah :
  • CEGELEC ( PERANCIS )
  • SIEMENS (JERMAN)
  • MEIDENSHA (JEPANG)
  • BELANDA.
-Bersambung .........

PEMBANGUNAN JALUR GANDA ANTARA STASIUN PURWOKERTO-STASIUN KROYA.

Revitalisasi pekeretaapian merupakan program yang dicanangkan sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat...