Rabu, Februari 14, 2018

PEMBANGUNAN JALUR GANDA ANTARA STASIUN PURWOKERTO-STASIUN KROYA.






Revitalisasi pekeretaapian merupakan program yang dicanangkan sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat akan angkutan massal, terjangkau, nyaman dan aman.
Pembangunan jalan Kereta Api baru lintas Purwokerto-Kroya adalah salah satu bentuk tanggungjawab serta kepedulian pemerintah dalam rangka revitalisasi angkutan kereta api.
Petak jalan rel antara Purwokerto-Kroya akan menjadi bagian yang mempunyai andil mengurangi perlambatan perjalanan Ka karena segment ini sepanjang 27.177 km'sp masih satu jalur.
Untuk mewujudkan itu salah satu perusahaan yang dipercaya menangani pengawasan pekerjaan penggantian sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur ganda antara Purwokerto-Kroya lintas Cirebon-Kroya (multi Years 2016-2018) adalah
       
       

 PT Jaya Construction Management Manggala Pratama.

Taman Perkantoran Blok B, Jalan Bintaro Raya, Bintaro Jaya, Jakarta 12330, DKI Jakarta.







 


Kamis, April 04, 2013

IRSE INDONESIA

Selangkah lebih maju perkeretaapian Indonesia mulai berkembang dengan terbentuknya
Institution of Railway Signal Enginer (IRSE) Indonesia atau Asosiasi Profesi Signal &
Telecommunication (S&T).  IRSE sebagai Asosiaso Profesi Signal dan Telekomunikasi Dunia untuk  Kereta Api telah meresmikan berdirinya IRSE Indonesia.
Dengan berdirinya IRSE Indonesia ini berarti  engineer Sinyal dan Telekomunikasi
perkeretaapian akan memiliki  wadah profesi lagi yang sebelumnya hanya melalui asosiasi dalam negeri seperti asosiasi dalam naungan LPJKN  dan HIKKAPI.
Harapannya kedepannya dapat lebih fokus  mengembangkan kompetensi S&T perkeretaapian di Indonesia sehingga diakui dunia.

Chairman IRSE Indonesia adalah Adi Sufiadi Yusuf dari PT LEN (persero)
Dengan adanya IRSE chapter Indonesia, memiliki arti penting dalam pengembangan
kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang bergerak
di bidang sinyal dan telekomunikasi kereta api yang telah menuju Industri Kereta
Api dengan rencana beberapa proyek besar menanti :
1. MRT Lebak Bulus - Kampung Bandan
2. MRT Arah Tangerang dan Bekasi
3. Monorel
4. High Speed Train Jakarta Bandung
5. High Speed Train Jakarta Surabaya
6. Jalur Ganda Utara dan Selatan Jawa
7. Double Double Track Manggarai Bekasi
8. Trans Asia melalui Utara Sumatera ke Jawa melalui JSS (Jembatan Selat Sunda)
9. Kereta Bandara
10. Angkutan Barang
etc
Yang semua sudah dimulai menggunakan sistim persinyalan elektronik PLC dan atau
Microprosesor dengan berbagai Vendor yang sudah menerapkan di Perkeretaapian
seperti :
MIS 801
Solid State Interlocking - SSI
Vital Processing Interlocking -VPI
Westrace
PLC
SIL-2 dan Computer Base Interlocking (CBI) ( PT LEN)


Dengan IRSE Indonesia, maka sertifikasi profesi, materi pelatihan dan ujian
profesi akan mencakup perkeretaapian nasional Indonesia disamping pengetahuan
standar perkeretaapian di negara lain yang terdapat IRSE section lokal negaranya

Wakil Menteri Perhubungan RI telah membuka dan meresmikan IRSE Indoenesia  hari kamis tanggal 4 april 2012 dalam Inauguration and Seminar of IRSE Indonesian Section di The Ritz Carlton Hotel Jakarta yang telah dengan semangat dipelopori oleh PT LEN (Persero) melalui bapak Toni Surakusuma.

Dalam kesempatan tersebut hadir President of IRSE Francis How yang kedatangannya
untuk melantik pengurus IRSE Indonesia, dengan susunan  sebagai berikut :
Adi Sufiadi Yusuf sebagai Ketua,
Ira Nevasa sebagai Wakil Ketua,
Toni Surakusumah sebagai Sekretaris,
Yunanda Raharjanto sebagai Treasurer serta
Warren Mathew sebagai Event Manager.

Adapun kepengurusan ini akan berlaku selama setahun, terhitung mulai 26 Maret
2013 hingga 25 Maret 2014.

IRSE telah hadir di berbagai negara, antara lain Inggris, Amerika Utara,
Belanda, Swiss, India dan Australia. Sedangkan IRSE Indonesia merupakan yang
pertama di Asia Tenggara.

Dengan pembentukan IRSE Indonesia, dalam jangka pendek ditargetkan dapat
menghimpun tenaga ahli sinyal dan telekomunikasi dari berbagai institusi untuk
dapat berkolaborasi mewujudkan program IRSE tahun 2013.

"Di tahun depan, diharapkan dapat dilaksanakan IRSE Exams untuk Engineer Lokal
Indonesia dalam mendapatkan sertifikat IRSE Internasional. Ini juga menjadi
tantangan bagi para engineer kita untuk lebih mengembangkan diri mencapai
kualifikasi Internasional," tutur Adi Sufiadi sebagai Chairman of IRSE Indonesia.

Adapun untuk jangka menengah, kata dia, diharapkan IRSE dapat menjadi wadah
komunitas profesi S&T dengan program yang mampu menjadi katalis pertumbuhan
profesi atau tenaga ahli persinyalan dan telekomunikasi nasional.

Langkah ini penting untuk memenuhi kebutuhan pembangunan perkeretaapian yang
diperkirakan tumbuh cepat dalam beberapa tahun ke depan.

Sementara untuk jangka panjang, IRSE Indonesia menargetkan dapat menjadi partner
pemerintah untuk membangun standar persinyalan dan telekomunikasi Indonesia yang
representatif sesuai kebutuhan perkeretaapian Indonesia, serta mampu berperan
signifikan dalam proses sertifikasi profesi di Indonesia.

Selain itu INKINDO telah mengantisipasi dengan segera dibentuknya komitee
Perkeretaapian.












Sabtu, Juni 02, 2012

KOMUNITAS KERETA API ISLC


ISLC merupakan salah satu bentuk wadah yang dibentuk oleh orang orang yang mempunyai rasa memiliki sejarah locomotive di Indonesia. sehingga dalam waktu yang singkat telah mempunyai banyak anggota dan simpatisan dari mulai anak-anak, remaja, orang tua serta dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan dan misinya adalah bagaimana mengenang sejarah Industri Kereta Api di Indonesia ini yang sejak jaman Belanda hingga kini perkembangannya masih tersendat sendat. Sejarah Industri Kereta Api di Indonesia dimulai dengan Loco Uap dari berbagai seri untuk menarik gerbong barang dan penumpang. Sudah cukup banyak jasa loco uap dalam masanya untuk moda transportasi penumpang dan barang di masanya. Kegiatan2 yang dilakukan ISLC adalah melakukan perawatan rutin Loco Loco Uap yang sekarang hanya sebagai simbul sejarah seperti di Musium Transportasi Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, di Ambarawa, dan tempat tempat lainnya. Dengan adanya komunitas komunitas pecinta Kereta Api seperti ISLC, RAIL FAN, REVITALISASI PERKERETAAPIAN, SEPUR EDAN, KRL MANIA, KA COMMUTER dan banyak lagi yang lainnya yang belum dapat disebutkan disini, tujuannya adalah bagaimana Industri Kereta Api Indonesai di Jaman Penjajahan Belanda telah menduduki urutan ke dua setelah India, sekarang telah tertinggal dari beberapa negara yang dulunya dibawah Indonesia dalam panjang Kilometer Track maupun fasilitas lainnya. Rencana lain adalah mengumpulkan barang barang sejarah kereta api yang telah tersebar di berbagai tempat, mulai dari kolektor pribadi sampai dengan tertinggalnya di tempat tempat yang tidak terurus untuk di kumpulkan dalam suatu temapat di Ambarawa.
Kegiatan rutin ISLC ( Indonesian Steam Locomotive Community ) telah dilaksanakan di Musium Transportasi di TMII, hari Sabtu tanggal 2 Juni 2012 dengan hasil LOCO D1107 telah berhasil disulap kembali dengan lebih menunjukkan auranya yang dulu pernah menjadi andalan di jamannya. Mudah2an kegiatan ini terus dilakukan untuk menjaga kebanggan Bangsa ini atas moda transportasi KA yang pernah berjaya di jaman dahulu, sehingga dengan munculnya rasa bangga itu akan memunculkan rasa untuk membangkitkan semangat mengembangkan Industri Kereta Api di masa mendatang. Jangan hanya bicara kereta api akan tetapi tidak menunjukkan rasa memiliki untuk memudahkan berkembangnya industri KA di negeri ini. Dengan mencintai sejarah dengan mengenang Loco Uap, akan memacu Loco Loco yang lebih modern.


PERAWATAN LOCO UAP D1107[/caption]

Kamis, Maret 08, 2012

INVESTIGATION METHOD

CIVIL WORKS :
  1. Confirmation of cut/fill section
  2. Observation of existence of deformation
  3. Check of existing structures regarding location, magnitude and dimensions
  4. Check of base ground for filling area
  5. Confirmation of outlet area for drainage
  6. Confirmation of right of wys
TRACK WORKS :
  1. Confirmation of level crossing regarding location, structure and approach condition
  2. Checking of existing trunput in station yard
  3. Survey of ballast quarry regarding location, Capacity and Quality
  4. Check and Measurement of platform
  5. Survey stock pile yard
  6. Check of conditions of long rail installation
BRIDGE WORKS :
  1. Confirmation of existing bridge regarding location type and magnitude
  2. Check of high water level of rivers
  3. Survey access road for transport material bridge
  4. Check and Measurement of foundation of existing bridge
SIGNAL WORKS :
  1. Check of existing facilities in station yard regarding power supply, signal equipment, cables routes, telecommunication, signal control system and point machines
  2. Check of level crossing equipment/operation
  3. Check of signal cabins
  4. Observation of CTC center

Sabtu, Desember 04, 2010

Jasa Manajemen Konstruksi

KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI 


A. Koordinasi
Koordinasi antara paket pekerjaan dapat dicapai secara optimal, karena MK dalam tugasnya harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman sebagai back upKoordinasi yang baik akan menjamin pelaksanaan yang ter-integrasi, berkurangnya interupsi dan menghindarkan terjadinya  bongkar pasang.

B. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas pada masa perencanaan berupa penentuan bahan dan peralatan dengan mengkaji   berbagai aspek seperti waktu pengadaan, tersedianya dipasaran, life time, suku cadang, purna jual dan sebagainya.

C. 
Penghematan Waktu
Dengan adanya pembagian paket pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan kerja, maka awal proyek dapat dilaksanakan sedini mungkin, sehingga total waktu proyek menjadi lebih singkat. Pada saat perencanaan masih berjalan, pelaksanaan paket pertama dapat dimulai (misalnya Fondasi dapat dimulai dilaksanakan).

D. Penghematan Biaya
Pada proyek tanpa MK, akan timbul keuntungan dan pajak berulang dari pihak Sub Kontraktor dan Main Kotraktor. Pada proyek dengan adanya MK, keuntungan tersebut tidak ada sehingga dapat menghemat biaya minimal 15 % biaya konstruksi fisik dari para Kontraktor.

  
LINGKUP TUGAS MANAJEMEN KONSTRUKSI


A. Lingkup Tugas Manajemen Konstruksi pada Masa Persiapan Proyek
  • Bersama Pemberi Tugas menentukan sasaran proyek yang mencakup besaran proyek, biaya dan waktu penggunaan bangunan.
  • Membuat Kerangka Acuan Tugas (TOR) untuk pekerjaan perencanaan, baik Arsitektur, Struktur maupun Elektrikal dan Mekanikal.
  • Membantu Pemberi Tugas dalam menyeleksi Konsultan Perencana.
  • Membantu Pemberi Tugas dalam memutuskan berbagai permasalahan teknis pada tahap persiapan proyek dengan cara memberikan pertimbangan/advice dari segi teknis dan konstruksi tahap selanjutnya.
  • Membantu Pemberi Tugas dalam masalah prosedur dan perizinan dengan pihak/instansi yang berwenang.
B. Lingkup Tugas Manajemen Konstruksi pada Tahap Perencanaan
          
1. Menentukan Paket Pekerjaan :
  • Spesialisasi dan jenis pekerjaan
  • Nilai/biaya
  • Koordinasi kerja
  • Urutan kerja
2. Membuat jadwal induk untuk memonitor seluruh pekerjaan dari mulai tahap perencanaan, pelelangan sampai pelaksanaan dari setiap paket pekerjaan dengan memasukan faktor waktu untuk proses perizinan.

3. Tindakan Koordinasi :
Memantau kegiatan perencanaan sesuai dengan paket pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya.
Mengatur jadwal rapat koordinasi, memberikan saran dan masukan lain untuk dikembangkan lebih lanjut oleh pihak Perencana.
Memeriksa seluruh RAB dan Gambar Rencana dari keterkaitan salah satu paket dengan paket yang lainnya.
4. Pelelangan Pekerjaan :
  • Melakukan seleksi calon Kontraktor
  • Membuat jadwal rinci pelelangan
  • Mempersiapkan dokumen pelelangan sesuai dengan kebutuhan
  • Memberikan penjelasan umum
  • Memberikan penjelasan teknis bersama pihak Perencana
  • Melaksanakan pelelangan, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi calon pemenang kepada Pemberi Tugas.
C. Lingkup Tugas Manajemen Konstruksi pada Tahap Pelaksanaan
Tugas Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
                      1.Pengendalian Proyek :
  • Mengkoordinasikan kegiatan antara Kontraktor, Perencana serta kegiatan yang menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas, dalam rangka pengendalian waktu, biaya dan kualitas pekerjaan.
  • Mengendalikan tenaga-tenaga yang mampu di lapangan untuk pengendalian proyek.
  • Membuat jadwal dan pelaksanaan pertemuan antara Pemberi Tugas dan Team Manajemen Konstruksi untuk membahas masalah-masalah sebelum mulai pelaksanaan (Pra Konstruksi) serta progres pekerjaan selanjutnya, penjadwalan, prosedur, permasalahan lapangan dan sebagainya.
  • Mengadakan rapat berkala sedikitnya 1 (satu) kali dalam seminggu dengan Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Kontraktor untuk membahas masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada pihak yang bersangkutan.
  • Mengendalikan jadwal keseluruhan proyek, target dan progres seluruh kegiatan kontraktor termasuk proses pengadaan bahan yang memerlukan waktu lama, termasuk pula jadwal pemanfaatan bangunan oleh Pemberi Tugas.
  • Memonitor jadwal pelaksanaan, me-review jadwal kegiatan yang belum mulai atau belum selesai, menyelaraskan terhadap total waktu penyelesaian.
  • Membuat laporan ringkas dari hasil monitoring dan mendokumentasikan semua perubahan-perubahan jadwal.
  • Memberikan rekomendasi kepada Pemberi Tugas bila ketentuan-ketentuan kontrak tidak terpenuhi.
                       2. Pengendalian Biaya :
  • Me-revisi estimasi biaya, disesuaikan terhadap biaya-biaya konstruksi yang telah disetujui/diadakan kontrak.
  • Melaksanakan pengawasan regular terhadap biaya pelaksanaan (konstruksi) yang telah disetujui dan mengestimasi biaya-biaya untuk kegiatan yang belum dilaksanakan.
  • Menghitung dan mencatat bobot prestasi.
  • Mengembangkan dan melaksanakan prosedur perubahan kerja untuk Kontraktor.
  • Merekomendasikan perubahan-perubahan kerja yang diperlukan kepada Pemberi Tugas dan Perencana, me-review kesepakatan perubahan dan mendampingi Pemberi Tugas dalam negosiasi kembali dengan Kontraktor.
  • Prosedur review untuk progres pekerjaan sehubungan dengan proses pembayaran setelah adanya perubahan kerja (tambah/kurang). 
                        3. Perizinan dan biaya-biaya :
  • Membantu proses izin bangunan dan izin-izin khusus yang lainnya.
  • Memeriksa bahwa biaya-biaya perizinan sudah dipenuhi Pemberi Tugas.
  • Membantu proses persetujuan dari instansi yang berwenang. 
                       4. Penasehat Khusus Pemberi Tugas :

        • Bila diperlukan membantu Pemberi Tugas dalam memilih dan menggunakan jasa profesional dari Konsultan Khusus dan Laboratorium untuk testing serta mengkoordinasikan pelayanan jasa tersebut.
                       5. Pengawas Teknis (Supervision) :
  • Mengawasi kerja Kontraktor supaya sesuai dengan Dokumen Tender.
  • Melindungi Pemberi Tugas terhadap kerusakan-kerusakan dan kerugian-kerugian lain akibat pelaksanaan.
  • Memerintahkan Kontraktor untuk menghentikan pekerjaan, melakukan inspeksi khusus, menguji pekerjaan apabila menyimpang dari Dokumen Tender. 
                       6. Performance Kontrak/Interpretasi Dokumen :

        • Berkonsultasi dengan Pemberi Tugas dan Perencana bila timbul masalah-masalah yang berhubungan dengan interpretasi kontrak terhadap Dokumen Tender dan membantu   pemecahan masalah tersebut.

                      7. Gambar Kerja (Shop drawing) dan Contoh Bahan (Sample Material):

        • Mengembangkan dan melaksanakan prosedur koordinasi terhadap persetujuan Gambar-gambar Kerja (Shop drawing) dan Contoh Bahan (Sample Material) bersama Perencana.
                      8. Laporan, Pencatatan dan Penyelesaian Administrasi :
  • Mencatat dan membuat Laporan Prestasi Mingguan dan Bulanan serta menyusun Berita Acara Tambah Kurang Pekerjaan, Berita Acara Penyerahan I kepada Pemberi Tugas.
  • Memeriksa dan menyetujui Laporan Harian yang dibuat oleh Kontraktor.
  • Menyimpan catatan-catatan harian mengenai masalah-masalah yang diperlukan Pemberi Tugas dan Perencana.
  • Dokumentasi dari seluruh proses pelaksanaan:
    • Gambar-gambar kerja yang sebagaimana sudah dilaksanakan.
    • Contoh Bahan.
    • Proses Pembelian.
    • Peralatan.
    • Manual operasi dan pemeliharaan sistim Elektrikal/Mekanikal.
    • Spesifikasi Teknis.
    • Manual pengawasan.
    • Revisi yang timbul.
    • Dokumen-dokumen lain yang diperlukan. 
                       9. Kegiatan Pembelian oleh Pemberi Tugas :

        • Menerima pengiriman, mengatur penyampaian, proteksi dan lain-lain, keamanan material, sistem, peralatan milik Pemberi Tugas sampai proses tersebut diambil alih/diserahkan kepada Kontraktor.
                     10. Penyelesaian Substantial/Bagian-bagian Pekerjaan :

        • Menyiapkan untuk Pemberi Tugas, hal-hal yang belum dipenuhi oleh Kontraktor dari Dokumen Tender, membuat jadwal perbaikannya dan mengawasi lebih lanjut pekerjaan perbaikan.
                     11. Start Up dan Testing :

        • Bersama personal yang bertugas dalam pemeliharaan ( pihak Pemberi Tugas) mengawasi  pelaksanaan start up dan testing.

                     12. Pengendalian Kualitas ( Quality Control ) :
  • Pengendalian kualitas dilakukan sejak awal proses yaitu sejak tahap persiapan pelaksanaan dengan cara memberikan masukan-masukan kepada unsur perencana yang terlibat, mengenai pertimbangan-pertimbangan pemilihan material, standar-standar yang dipergunakan, metode pelaksanaan termasuk masalah-masalah toleransi dalam pelaksanaan dan lain-lain.
  • Pada tahap pelaksanaan, pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan melaksanakan program kontrol inspeksi dan supervisi. Program-program ini dapat disusun dalam suatu prosedur tata laksana yang menjadi pedoman bagi semua unsur yang terlibat dalam proyek.
  • Di dalam pelaksanaannya, prosedur tata laksana dalam pengendalian kualitas dapat diuraikan dalam aktifitas-aktifitas antara lain sebagai berikut : 
          • Penyusunan Laporan Mingguan,Bulanan.
          • Penggunaan check list, baik untuk penggunaan material maupun tahap memulai suatu pekerjaan.
          • Pengujian dan inspeksi secara acak (random) terhadap material ataupun hasil suatu bagian pekerjaan.
                       13. Pengendalian Waktu (Time Control) :

        • Dalam rangka menjalankan fungsi pengendalian waktu, Manajemen Konstruksi dapat mempergunakan Critical Path Method (CPM) dalam suatu analisis Network Planning, Bar Chart dan S-Curve yang didahului dengan penyusunan suatu Master Schedule sebagai patokan dasar skedul seluruh proyek.
        • Dalam Master Schedule dicantumkan aktifitas-aktifitas utama yang akan berada pada l  lintasan kritis, dalam suatu kerangka target waktu yang biasanya telah ditentukan terlebih   dahulu dalam fase planning suatu proyek.

                       14. Keselamatan dan Keamanan Pekerjaan dan Bangunan :

        • Untuk pengendalian terhadap keselamatan dan keamanan diperlukan perangkat-perangkat sebagai berikut :
  • Sistim atau prosedur-prosedur pada umumnya yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan pekerja dan bangunan (termasuk semua bahan dan peralatan di dalam site proyek) yang antara lain mencakup:
    • Keluaran/Masuk barang.
    • Prosedur pengaturan penyimpanan barang.
    • Prosedur keluar/masuk orang.
    • Prosedur pencegahan kebakaran.
    • Pengawasan terhadap pemakaian peralatan-peralatan (terutama alat-alat berat).
    • Sistem penjagaan keamanan (security).
    • Pengawasan terhadap pelaksanaan standard keselamatan kerja.
  • Sistim penggunaan jasa asuransi, pada dasarnya adalah menggunakan jasa pihak ketiga untuk menanggung resiko. Asuransi dapat dilaksanakan dalam semua kegiatan dan tahapan, yaitu:
    • Asuransi terhadap seluruh kegiatan Kontruksi (Contraction All Risk/CAR ).
    • Asuransi terhadap seluruh personal yang terlibat dalam proyek. 
D. Lingkup Tugas Manajemen Konstruksi Pada Tahap Pemeliharaan
Tugas Manajemen Konstruksi pada tahap pemeliharaan pekerjaan yang biasanya diterapkan selama 90 (sembilan puluh) hari, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
         1. Pengawasan Berkala :
  • Mengawasi pekerjaan Kontraktor dalam menyelesaikan perbaikan-perbaikan yang tercatat pada waktu serah terima I (Pertama).
  • Memeriksa kemungkinan terjadinya kerusakan/cacat pada pekerjaan perbaikan yang tercatat pada pekerjaan yang telah selesai. 
         2. Uji coba pemakaian peralatan :
  • Pada masa pemeliharaan perlu dilakukan uji coba peralatan semua sistim Elektrikal/Mekanikal secara full running dan dilakukan pemeriksanaan terperinci mengenai sistim dan peralatan tersebut.
  • Kalau diperoleh hal-hal yang janggal atau tidak sesuai dengan perencanaan dan peraturan yang berlaku, maka sistim terpasang tersebut harus dievaluasi kembali dengan persetujuan Pemberi Tugas. 
        3. Kegiatan Administrasi :
  • Membuat Laporan Mingguan dan Bulanan yang berisi kegiatan pekerjaan pemeliharaan dan uji coba peralatan.
  • Membuat Berita Acara Serah Terima II ( Kedua). 
        4. Lain-lain :
  • Turut serta membimbing calon operator dari Pemilik Proyek untuk mengoperasikan Sistim Elektrikal/Mekanikal.
  • Membantu Pemberi Tugas dalam menangani setiap masalah yang timbul pada masa pemeliharaan.

PEMBANGUNAN JALUR GANDA ANTARA STASIUN PURWOKERTO-STASIUN KROYA.

Revitalisasi pekeretaapian merupakan program yang dicanangkan sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat...