Sering kali kita membaca di Surat Kabar dan mendengar di Berita, baik radio maupun media televisi tentang keluhan sarana kereta api, khususnya di wilayah Jabodetabek. Transportasi yang sangat dibutuhkan semua kalangan untuk berangkat dan pulang dari rumah ke tempat kerja dan tempat-tempat lainnya. Di jabodetabek transportasi yang digunakan adalah kereta api jenis KRL untuk jenis Commuter ( angkutan masal dalam kota ) bukan Jarak Jauh ( Long Distance). Kalau dibandingkan dengan sarana transportasi lainnya, sarana KRL jauh lebih murah. Kita coba utak atik hitungan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan setiap orang untuk setiap bulannya.
Kendaraan Pribadi Roda Empat : Untuk menggunakan sarana ini di dalam kota Jakarta, harus siap dengan kemacetan dan keterlambatan sehingga tidak jarang jalur Busway dilalui juga untuk mengurangi keterlambatan waktu sampai tempat tujuan. Untungnya menggunakan Jalur busway masih belum dikenai TILANG, walaupun ada Rambu DILARANG DI LALUI SELAIN BUSWAY!!!!. Hitungan biaya, kalau isi bahan bakar kurang lebih dalam sehari membutuhkan biaya bahan bakar sebesar Rp. 25.000,- jadi sebulan 25 hari x Rp. 25.000,- = Rp. 625.000,-. dan ditambah cicilan kredit mobil dan parkir kurang lebih Rp. 5 juta, jadi total Rp. 5.625.000,-
Kendaraan Pribadi Roda Dua : Sarana transportasi ini lebih bisa diandalkan untuk mencapai tempat tujuan, walaupun dengan resiko kecelakaan yang lebih tinggi, mungkin mencontoh Motor GP untuk keahliannya bermanuver masuk ke kiri dan kanan Kendaraan Roda Empat Lainnya. Harapannya Jangan Hujan. Biaya yang dibutuhkan untuk bahan bakar Rp. 12.000/2 hari, jadi sebulan 25 hari x Rp. 12.000/2 = Rp. 150.000,- dan ditambah cicilan kredit motor dan parkir kurang lebih Rp. 350,000,-, jadi total Rp. 500.000,-
Kendaraan Umum Bis : Untuk mendapatkan kenyamanan selama perjalanan tidak mungkin, walaupun itu jenis AC. Penumpang yang penuh sesak didalam Bis kota mengakibatkan fungsi AC tidak berfungsi dengan baik. Tariff AC sekitar Rp. 6000,- sekali jalan, jadi sebulan 25 hari x Rp. 6000,- x 2 u PP = Rp. 300.000,- .
Kendaraan Umum Busway : Dikarenakan semua koridor belum difungsikan dan diselesaikan dari rencana 15 koridor, maka untuk integrated belum bisa terwujud, sehingga masih dibutuhkan angkutan lainnya untuk mencapai terminal2 pemberangkatan dari kota2 sekitar Jakarta. Yang perlu dibenahi adalah prasarana jalur Busway, harus steril dari kendaraan lainnya untuk mendapatkan Headway yang diharapkan. Saat ini beberapa Koridor masih belum bisa ditegaskan untuk penggunaan Jalur Busway oleh kendaraan lainnya. Waktu tempuh jadi bertambah dan akhirnya sebagian pengguna beralih ke Sarana Transportasi lainnya. Untuk biaya cukup murah dengan Tariff Rp. 3500,- x 2 u PP. Hitungan sebulan 25 x Rp. 3500,- x 2 = Rp. 175.000,-
Kendaraan Kereta Api KRL : Dengan kondisi dan jumlah armada KRL yang ada dan jumlah penumpang, tidak seimbang mengakibatkan setiap rangkaian penuh sesak dan sampai ada yang dengan resiko naik ke Atap Gerbong, tanpa memperhatikan bahaya yang mengintai dengan Tegangan Listrik 1500 Vdc. Akibatnya KRL sering kali mengalami kerusakan. Secara Teknis :
- berat gerbong + motor traksi adalah 28 Ton.
- berat gerbong tanpa motor adalah 24 ton.
- berat penumpang maksimum 20 ton. Jadi total berat KRL plus penumpang sekitar 50 ton.
- Beban yang dapat ditanggung Roda Gandar adalah 14 ton/roda sehingga total 4 roda x 14 ton = 64 ton.
Untuk biaya sangat kompetitif yaitu : Tariff Ekonomi Rp. 3500, AC Ekonomi Rp. 6500 dan AC Rp. 11.000, sehingga total sebulan sebagai berikut :
KRL Ekonomi ; 25 hari x 2 u PP x Rp. 3500,- = Rp. 175.000,-
KRL Ekonomi AC : 25 hari x 2 u PP x Rp. 6500,- = Rp. 325.000,-
KRL AC : 25 hari x 2 u PP x Rp. 11.000,- = Rp. 550.000,-
Demikian perbandingan kasar yang coba penulis lakukan, tidak ada maksud menjelekan sarana Transportasi yang ada. Mudah2 ini sangat berguna untuk Study Transportasi Dalam Kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar