Kamis, Juli 16, 2009

Test Sondir

TES SONDIR


“Cone Penetration Test (CPT)”

Pendahuluan


Ada berbagai cara untuk menentukan daya dukung tanah, salah satu diantaranya adalah melakukan pengetesan dengan alat sondir. Alat ini mempunyai standar luas penampang sebesar 10 cm2, sudut puncak 60°, dan luas selimut 150 cm2 (di Indonesia 100 cm2). Kecepatan penetrasi 2 cm/detik (standar ASTM D411-75T).

Keuntungan alat sondir :

± Cukup ekonomis.

± Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak / pasir).

± Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik.

± Adanya korelasi empirik semakin handal.

± Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.

± Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya.

Tujuan


Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan lekat (HL).

Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.

Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap mantel bikonus dalam gaya per satuan luas.

Peralatan


± Mesin sondir kekuatan sedang (2,5 ton)

± Manometer 2 buah dengan kapasitas 60 dan 250 kg/cm2

± Konus atau bikonus

± Seperangkat pipa sondir, panjang masing-masing 1 m

± 2 buah angker dengan perlengkapannya termasuk besi kanal

± kunci pipa, linggis, meteran dan oli

± waterpass tukang

Langkah Kerja


1. Tentukan titik lokasi yang akan disondir.

2. Buat lubang pertolongan dengan linggis untuk pemasukan bikonus pada permukaan tanah.

3. Pasang angker terlebih dahulu (tiap titik 2 buah angker), dengan jalan memutar angker searah jarum jam dengan menggunakan batang pemutar sambil menekan angker masuk ke dalam tanah.

4. Pasang dan aturlah mesin sondir di atas titik lokasi dalam posisi vertikal.

5. Besi-besi kanal dipasang untuk menjepit kaki sondir dan amati apakah mesin benar-benar dalam keadaan vertikal terhadap permukaan tanah.

6. Isikan oli ke dalam ruang hidrolis sampai penuh, hingga bekerjanya tekanan sempurna.

7. Pasang bikonus pada ujung pipa pertama dan kontrol sambungan-sambungannya.

8. Pasanglah rangkaian pipa pertama pada mesin sondir tepat pada lubang yang telah dipersiapkan.

9. Tekanlah pipa dengan jalan memutar stang pemutar pada alat sondir untuk memasukkan bikonus ke dalam tanah. Setelah pipa masuk sedalam 20 cm, hentikan pemutaran stang. Pemutaran dilanjutkan kembali untuk menekan besi isi pipa. Pada penekan pertama ujung konus akan bergerak ke bawah sedalam 4 cm, dan jarum manometer bergerak. Catat tekanan yang ditunjuk oleh manometer tersebut. Tekanan inilah yang disebut perlawanan penetrasi konus (PK). Pada penekanan berikutnya, konus dan mantelnya bergerak ke bawah. Nilai manometer yang terbaca adalah nilai perlawanan lekat (JP = PK + HL). Catat besarnya JP.

10. Tekan kembali pipa sondir masuk ke dalam tanah untuk mencapai kedalaman baru. Hentikan setelah mencapai kedalaman tiap interval 20 cm. Lakukan kembali pekerjaan no. 9.

11. Hentikan pengujian sondir apabila :

± Kedalaman telah mencapai kedalaman yang diinginkan.

± Jika bacaan manometer telah mencapai angka maksimal.

CONE PENETRATION TEST


Location : Date :

No. : Ground Elev. :

Tested by : G. W. L :

























Depth (m)

Manometer Reading

Local Friction (kg/cm2)

Total Cumulative Friction (kg/cm)

Friction Ratio (%)

Cone Resistance (kg/cm2)

Total Resistance (kg/cm2)

G

”G + G

LF

TCF

FR

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

2.00

2.20

2.40

2.60

2.80

3.00

15

15

17

16

16

15

16

17

17

17

18

18

18

22

22

25

25

23

20

25

25

25

25

27

28

28

0.70

0.70

0.80

0.90

0.70

0.50

0.90

0.80

0.80

0.80

0.90

1.00

1.00

14

28

44

62

76

86

104

120

136

152

170

190

210

4.67

7.67

4.71

5.63

4.38

3.33

5.63

4.71

4.71

4.71

5.00

5.56

5.56

Pengolahan data sondir


Luas penampang : 10 cm2

Sudut : 60º

Luas selimut : 100 cm2

Local Friction (LF) = image001

= image002

Total Cumulative Friction (TCF) = LFn x Interval pembacaan (20 cm) + LFn-1

Friction Ratio (FR) = image003

Tidak ada komentar:

PEMBANGUNAN JALUR GANDA ANTARA STASIUN PURWOKERTO-STASIUN KROYA.

Revitalisasi pekeretaapian merupakan program yang dicanangkan sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat...