Kalau kita bicara tentang kemacetan, dapat dipastikan akan berhubungan dengan yang namanya
MODA TRANSPORTASI. Ada beberapa moda transportasi yang kita ketahui yaitu :
- Angkutan jaman dulu seperti Delman;
- Sepeda;
- Motor;
- Mobil;
- Busway;
- Kereta Api.
Pengalaman penulis yang berkantor di daerah Kuningan Jakarta, dan bertempat tinggal diwilayah Depok. Beberapa gambar dan foto yang penulis sajikan diambil dari Internet, untuk itu penulis mohon maaf terlebih dahulu dari yang melakukan Up-load. Kalau dilihat dari foto dibawah ini, kemacetan di Jakarta cukup parah, apalagi kalau cuaca hujan besar yang mengakibatkan banjir. Pemprov DKI telah melakukan beberapa KEBIJAKAN di SEKTOR TRANSPORTASI, akan tetapi dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang tidak diikuti dengan peningkatan jalan, pada akhirnya kemacetan tidak bisa dihindari. Satu lagi kebijakan yang dilakukan dengan Jalur 3-1(
Baca Three in One), yang tidak diikuti dengan disiplin pengguna kendaraan roda empat atau lebih, dengan menyewa JOKI-JOKI atau mencoba mengelabui petugas dengan Boneka, pada akhirnya kebijakan ini kurang efektif untuk mengurangi kemacetan.
Sebenarnya, angkutan sepeda layak digunakan, akan tetapi sampai saat ini jalur khusus untuk sepeda belum disediakan, pada akhirnya Penulis tidak menggunakan moda transportasi jenis ini. Hobby menggunakan sepeda tetap dilakukan di hari Libur atau yang namanya CAR FREEDAY. Kesahatan jasmani tetap dijaga, karena kesibukan kerja di hari2 lain kadangkala lupa dengan OLAHRAGA.
Moda transportasi jenis ini, telah penulis gunakan dengan beberapa pertimbangan. Motor YAMAHA, tahun pembuatan 2006, menjadi andalan angkutan untuk berangkat dan kembali kerumah dari Kantor. Waktu tempuh kurang lebih 1.5 Jam sekali jalan dari depok ke Kuningan Jakarta. Ongkos yang dikeluarkan dalam satu bulan untuk bahan bakar jenis PREMIUM sekitar 20 Liter selama sebulan diluar waktu libur di sabtu dan minggu, atau sekitar 20 x Rp. 5500/liter = Rp. 110.000,- . Kalau ditambah dengan biaya servis dan cuci motor, biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 150.000/bulan. Resiko Hujan dan Celaka menjadi pertimbangan penulis, karena kadang kala cuaca tidak menentu dan disiplin di jalan kurang. Rute yang dilalui Jl. Juanda Depok-Jl.Margonda Raya-Jl.Lenteng Agung-Jl. Pasar Minggu-Jl. Saharjo-Jl.Rasuna Said.
Moda transportasi jenis ini, telah penulis gunakan dengan rute Jl. Juanda-Jl.Margonda-Jl.Lenteng Agung-Jl.Mampang Prapatan-Jl.Rasuna Said. Waktu tempuh sekitar 2.5 jam. Macet yang sering ditemukan didaerah Jl.Lenteng agung dan Jl. Mampang Prapatan. Sebenarnya kemacetan di Jalan Lenteng Agung itu karena orang menyeberang jalan dari/menuju stasiun lenteng agung, akan tetapi imbasnya cukup membuat kemacetan sampai dengan perlintasan Universitas Pancasila. Kemacetan di wilayah tersebut memakan waktu sekitar 30 menit. Dan kemacetan berikutnya di Wilayah Mampang Prapatan, dimulai dari perempatan Pejaten sampai dengan Flyover mampang, dengan memakan waktu sekitar 1.5 jam. Kalau dihitung biaya kurang lebih dalam satu bulan mencapai Rp. 650.000,- (termasuk servis ringan dan Cuci).
Moda transportasi jenis ini, kadang kala menjadi pilihan untuk transportasi ke Kantor dan Kembali ke rumah. Rute yang dilalui adalah dari depok menggunakan angkutan perkotaan (angkot) dengan biaya Rp. 2500 ( Keterminal) dan Rp. 5000 (Terminal-Tj Barat) dan trus naik Ojek (Tj Barat-Halte Busway Pertanian) Rp. 7000,- . Dari Halte busway Pertanian, beli tiket Ro. 3500 untuk perjalanan menuju ke Kuningan. Total biaya sekali perjalanan sekitar Rp. 2500 + Rp. 5000 + Rp. 7000 + Rp. 3500 = Rp. 18.000,- dan kalau dihitung pulang pergi 2 x Rp. 18.000 = Rp. 36.000,- dan kalau dihitung selama 25 hari kerja sebulan, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp. 25 x Rp. 36.000,- = Rp. 900.000,-. Seandainya Koridor Busway sudah lengkap, mungkin biaya tersebut bisa dipangkas, akan tetapi sampai saat ini Pemprov belum melanjutkannya karena masalah Ketersediaan BUS dan DANA. Waktu tempuh mulai dari depok sampai dengan Halte Busway Pertanian sekitar 45 Menit dan Menggunakan Busway dari Halte Pertanian ke Kuningan yang sebelum dilakukan sterilisasi memakan waktu 1 Jam, sekarang dipangkas menjadi 35 menit. Waktu 35 menit itu bisa lebih cepat lagi seandainya tidak terjadi Antrian Penumpang di tiap2 halte. Mudah2an angkutan BUS bisa lebih ditambah sehingga HEADWAY bisa diperkecil.
- KERETA API ( KRL=Kereta Rel Listrik)
Moda transportasi jenis ini telah lama keberadaannya di wilayah JABODETABEK, akan tetapi sampai saat ini pembenahan kurang berjalan maksimal karena Payung Hukum yang ada belum bisa di Implementasikan. Dengan UU 23/2007 dan PP 56/2009 serta PP 72/2009, sudah dipertegas Tugas dan Tanggung Jawab, serta pemisahan antara REGULATOR dan OPERATOR. Jalur-jalur KRL yang ada Mulai dari BOGOR LINE, BEKASI LINE, SERPONG LINE, TANGGERANG LINE, dan LOOP LINE serta CENTRAL LINE. Rute yang dilalui adalah dengan menggunakan Motor dari rumah ke Stasiun Terdekat di Stasiun Pancasila dengan menitipkan motor dengan biaya Rp. 2000,- setelah itu bisa memilih Jenis KRL untuk tujuan Tanah Abang, mulai dari yang Ekonomi dengan Tarif Rp. 2500, - , KRL AC Ekonomi Rp. 5500,- dan KRL AC Express Rp. 9000,-. Turun di Stasiun Dukuh Atas (SUDIRMAN), dan melanjutkan naik Ojek Rp. 7000,- . Jadi kalau dihitung biaya yang dikeluarkan sbb :
KRL Ekonomi : Rp. 2500,- + Rp. 7000,- = Rp. 11500,- /sekali jalan. Kalau pp menjadi 2 x Rp. 9.500 = Rp. 19.000,- + Rp. 2000,- (Sewa Penitipan Motor) = Rp. 21.000,- dan dalam waktu 25 hari kerja sekitar Rp. 525.000,- dengan Waktu tempuh 1.5 Jam. Tapi masalahnya untuk ekonomi penumpang penuh sesak dan kadangkala sampai dengan dua lantai ( alias diatas).
KRL AC Ekonomi : Rp. 5500,-+ Rp. 7000,- = Rp. 12.500,-/sekali jalan. Kalau PulangPergi (pp) menjadi 2 x Rp. 12.500,- + Rp. 2000,- (Sewa Penitipan Motor)= Rp. 27.000,- dan dalam waktu 25 hari kerja sekitar Rp. 675.000,- dengan Waktu tempuh 1 Jam.
KRL AC Express : Rp. 9000,- + Rp. 7000,- = Rp. 16.000/sekali jalan. Kalau pp menjadi 2 x Rp. 16.000,- + Rp. 2000,- (sewa penitipan motor) = Rp. 34.000,- dan dalam waktu 25 hari kerja sekitar Rp. 850.000,- dengan Waktu tempuh 40 menit.
Masalah utama Moda Transportasi jenis ini adalah KETEPATAN WAKTU dan KENYAMANAN, kadang kala tepat waktu dan lebih sering TIDAK TEPAT WAKTU. Di AC Ekonomi dengan jumlah penumpang yang cukup padat, AC yang berfungsi kurang maksimal, apalagi kalau ada gangguan AC, wah udara didalam dengan pintu dan jendela ditutup, tidak nyaman untuk bernapas. Begitu juga dengan AC Express, bedanya waktu tempuh lebih cepat jadi tidak terlalu masalah sekali. Nah yang menjadi titik kemacetan di semua lintas adalah Stasiun Manggarai, karena stasiun ini menjadi pertemuan antara KA Komuter dan KA Jarak Jauh. Seandainya bisa dipisahkan, bisa lebih cepat lagi waktu tempuh. Headway saat ini sekitar 7-10 Menit. Mudah2an dimasa mendatang dengan masuknya Operator Baru, akan ada Persaingan dalam Pelayanan dan Keselamatan, seperti halnya dengan Pesawat Udara. Ada maskapai Garuda, Lion, dll.
Untuk kesimpulan : SILAHKAN MENYIMPULKAN